Aku bisa apa?
Jika pada awalnya rasamu yang
menggebu-gebu, lalu kenapa pada akhirnya kamu memilih untuk berhenti? Jika pada
awalnya kamu memperjuangkanku dengan sangat, lalu kenapa pada akhirnya kau
begitu mudah melepaskan? Bukankah katamu membuatku percaya begitu sulit? Lalu kenapa
saat aku mulai mempercayaimu kamu malah mengecewakan? Bahkan kamu begitu mudah melepaskanku?
Jika pada akhirnya hanya aku yang
menyayangimu, aku bisa apa? Aku tak mungkin bisa menuntutmu untuk selalu
bersamaku. Perempuan ini, perempuan yang pernah kau percaya untuk menjaga
hatimu, perempuan yang kabarnya selalu kau nantikan, perempuan yang selalu
tersenyum mendengar leluconmu, kini ia menjadi begitu lemah. Ia begitu tak
berdaya, untuk memintamu sekedar tinggal, ia tak bisa. Ia tak bisa setega itu
merebut kebahagiaanmu hanya untuk kesenangannya sendiri.
Keputusanmu untuk pergi dan memintaku menjauh
bukanlah hal yang mudah untukku. Mudah saja untuk meng-iyakan permintaanmu, namun bukan seperti ini mau ku. Hatiku bukan
sebuah remote control yang bisa dengan mudah mengganti dengan siapa aku jatuh hati
sayang, melepasmu bukan perkara yang mudah untukku. Begitupun sebaliknya, aku
bisa saja menolak keputusanmu untuk
pergi. Namun aku bukan perempuan seegois itu untuk memaksamu tinggal, sedangkan
kau sendiri tidak bahagia dengan adanya kita. Baiklah, kau bisa melakukan apa
saja. Namun ingatlah, aku tak pernah menolak atau meng-iyakan permintaanmu itu.
Pergilah, jika itu maumu. Memaksamu untuk
tetap tinggal mungkin bisa membuatku bahagia, tapi bagaimana denganmu? Lagi
pula, bahagiaku hanya sementara saja dan setelah itu mungkin bisa saja aku merasa
bersalah karena sudah merenggut kebahagiaanmu dengan memaksa hatimu tetap
tinggal denganku. Kepergianmu akan selalu menimbulkan luka,
namun tetap tinggal bukan hal yang baik untukmu. Kepergianmu mungkin akan
membuatku menjadi perempuan yang gemar menyendiri, namun itu lebih baik jika
kau yang harus terluka. Kepergianmu bisa saja membuatku menjadi perempuan yang
berbeda, entah lebih kuat atau lebih lemah, kau memiliki andil begitu besar
untuk mengubahku.
Dear kamu, melupakan atau membunuh paksa
sebuah rasa yang sudah mengakar bukan hal mudah. Jika pada akhirnya aku
berhasil membunuhnya, maka percayalah ada begitu banyak tangis yang harus ku
lalui, ada begitu banyak luka yang bersarang lebat dihatiku. Luka itulah yang
nantinya membuatku harus menemukan laki-laki yang pantas untuk mengobatinya. Dan
jika pada akhirnya aku tak berhasil membunuhnya, maka ketahuilah rasaku jauh
lebih besar dari luka-luka dan kecewa yang sudah kau buat untukku. Rasaku jauh
lebih tajam dari senjatamu untuk melukaiku.
Komentar
Posting Komentar