Titik
Bukankah manusia diberi hati untuk bisa
merasakan? Tapi, aku bahkan tak mengerti bagaimana dengan hatiku sendiri.
Kadang, aku merasa menjadi seseorang yang begitu tangguh, manusia yang tak
mengenal sakit, tetap saja menjatuhkan rasa meski sudah tau bahwa menyayangimu
seperti menaruh hati pada jalan raya yang siap hancur kapanpun. Tapi, terkadang
aku merasa menjadi seseorang paling lemah, bagaimana tidak? Rasa ku yang begitu
besar, tak bisa membuatmu untuk menetap. Aku, bahkan hanya bisa menatap
kepergianmu.
Bagaimana denganmu? Apa jalan yang kau
lalui begitu mulus, sampai untuk menengok kebelakang kau merasa enggan. Oh ya,
bagaimana dengannya? Aku tak ingin mendengar bahwa dia tak ingin kau
perjuangkan, jangan tanya kenapa? Kau lupa bagaimana cara mematahkan hatiku
waktu itu? Waktu kau bilang bahwa hari-hari yang kita habiskan hanya sesuatu
yang sia-sia. Namun sebenarnya, alasan itu hanya sebuah tameng untuk menutupi
rasamu yang mulai tumbuh untuk orang lain.
Jika kau bisa memahami rasaku dengan
baik kau akan mengerti siapa yang lebih tulus. Sebenarnya, kau tak mengerti
atau sekedar menuli? Aku begitu lantang mengatakan rasaku, namun kau serasa tak
mengerti apapun juga. Ah, aku melupakan bahwa sesungguhnya hanya aku yang
memiliki rasa, kamu tidak. Aku lupa kebenaran bahwa aku hanya manusia yang
mampir untuk mengobati lukamu lalu kau campakkan begitu saja. terimakasih atas
segalanya, luka ku kemarin mampu membuatku menjadi sosok yang lebih tangguh
dari sebelumnya.
Oh ya, satu hal lagi. jangan suka
meninggalkan seseorang, kau lupa bagaimana cara semesta bekerja? kadang, ia
membuatmu lupa bahwa seseorang yang saat ini berada tepat disampingku adalah
berlian yang berharga. Hingga suatu ketika, penyesalan datang menyapamu. Sampai
jumpa, semoga kau selalu bahagia.
Komentar
Posting Komentar