Untuk Kai
Tadi malam, mas membelikanku seporsi mie ayam kesukaanmu. Katanya, belakangan ini pola makanku buruk. Mas sudah seperti paranormal saja Kai, ia menebak-nebak apa yang berada di kepalaku.
Kai, kau sedang apa? Apa kau masih berada ditengah hiruk pikuk pelabuhan? Atau sudah kembali untuk mengistirahatkan lelah? Sesibuk apapun harimu, tolong jangan lupa untuk makan ya. Aku tak ingin kau sakit Kai, bumi sedang tak ramah dan kau tau itu.
Aku merindukanmu, sampai sesekali ingin rasanya aku kabur ke kotamu itu. Menemui untuk menuntaskan segala hal termasuk rindu yang ku punya. Tapi kondisi sedang tak memungkinkan, tak apa jika temu yang ku impikan masih belum bisa dicapai. Cukup kan aku dengan kabar baikmu, maka segalanya akan selalu baik. Aku tak ingin banyak darimu, cukup kau baik-baik saja. Lagipula, beberapa bulan yang lalu aku bisa menemuimu di kotaku ini. Meskipun sebentar, tapi akan selalu berkesan bagiku.
Kai, jarak yang terbentang antara kamu dan aku memang cukup jauh. Tapi apa kamu tau? Jarak tak membuatku menjadi abai padamu. Kau bisa menghubungiku kapanpun Kai. Mungkin aku tak berada didekatmu, tapi percayalah segalamu akan selalu ku usahakan dengan sangat. Aku tak bisa meminjamkan bahu, tapi percayalah telingaku selalu siap Kai. Tolong ingat itu dengan baik ya.
Sampai jumpa pada titik terbaik menurut takdir Kai, semoga. Akan selalu ku langitkan banyak hal baik untukmu, tolong berbahagialah selalu Kai. Sesekali mampirlah ke dalam mimpiku, aku tau itu tak nyata tapi cukup membuatku senang Kai, hehe. Kai, jika kau menemukan tulisan ini dan sudah membacanya. Kabari aku, aku ingin tau bagaimana pendapatmu.
Emmmm , rindu yang tak berujung ya sis , but i always love tulisanmu seyeng . Banyakin nulis biar punya aktivitas gak gamon Mulu
BalasHapus