Selepas Pergimu
Kenapa kau mengulur waktu untuk pergi, jika
pada akhirnya kau meninggalkanku? Apa kau tau? Saat kau memintaku untuk
menjauh, pada detik itu juga segala pertahananku runtuh begitu saja. Waktu itu,
aku benar-benar tak mengerti, bukankah sebelumnya kita baik-baik
saja? Lalu kenapa semuanya begitu tiba-tiba? Kau tiba-tiba pergi tanpa
memberiku kesempatan untuk bertanya. Apa ini alasanmu sering mengabaikan pesan
serta rinduku? Apa ini alasanmu terasa begitu asing bagiku? Aku mulai mengerti,
itu semua hanya alasanmu mempersiapkan diri untuk pergimu. Lalu bagaimana
denganku? Kau tak pernah memberiku kesempatan untuk mempersiapkan kepergianmu.
Jika pada akhirnya bukan aku tempatmu berpulang, maka baiklah tak masalah.
Namun aku benar-benar tak mengerti, semua terasa
begitu rumit. Kenapa semesta serumit ini? Semesta yang membuatku jatuh hati
padamu, lalu kenapa semesta merenggut rasaku? Apa salahku? Kenapa kau pergi?
Kenapa pergimu membuatku benar-benar begitu patah? Kau jahat. Jika pada awalnya
kau berjuang dan membuatku percaya bahwa rasamu bukan sekedar omong kosong,
lalu kenapa kau mengakhiri segala rasa yang sudah mengakar? Setelah pergimu, aku
bukan lagi seorang perempuan yang sama. Aku berbeda, pergimu membuatku
kehilangan separuh diriku. Tak ada lagi perempuan yang tangguh, yang tersisa
hanya perempuan yang lemah, perempuan yang selalu memakai topeng ketika harus
dihadapkan dengan banyak orang.
Berbulan-bulan aku harus merawat luka,
menenggelamkan rasa agar tak sewaktu-waktu meledak, kau tau? Semua itu bukan
hal yang mudah. Berkali-kali aku menyendiri di sudut taman hanya sekedar untuk
menenangkan rindu, aku pun lupa sudah kali keberapa aku menghabiskan malam
hanya untuk menangisimu. Sungguh, setelah kau memutuskan untuk pergi, maka hari
esok bukanlah hal yang mudah untuk ku lewati. Aku kecewa denganmu, kau tau
bahwa rasaku sudah mulai mengakar namun permintaanmu untuk pergi membuatku
harus membunuh paksa perasaan.
Jika denganku kau tak bisa bahagia, mungkin
dengan mengiyakan pergimu bisa membuatmu menemukan kebahagiaan yang telah kau
damba-dambakan selama ini. Sudah, pergilah. Mungkin semesta hanya ingin kita
sekedar singgah. Satu hal yang kau harus tau. Kau membuatku takut untuk memulai
kembali sebuah rasa pada laki-laki lain. Kau membuatku takut mempercayai
kata-kata manis dari seorang laki-laki. Oh ya, satu lagi. Berbahagialah, maka
dengan itu kau membuatku yakin bahwa keputusan yang kau ambil bukan hal yang
salah.
bikin nangis tauuu
BalasHapus