INGATAN
sembilan belas november dua tahun lalu, saat itu kamu harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bisa saja melukaimu. seketika aku berkata "semesta suka tidak adil pada orang-orang yang tulus ya?" setelahnya kamu menjawab "Adil kok, semesta punya cara tersendiri untuk ngasih tau bahwa dia bukan yang terbaik buat seseorang, ya meski caranya itu meninggalkan luka yang dalam".
hari ini tanggal dua puluh november dua ribu dua puluh. tepat satu tahun satu hari ingatan tentangmu tiba-tiba bermunculan dikepalaku. denganmu, banyak hal menyenangkan sekaligus mengesalkan. seperti, tawar-menawar jam tidur antara bos dan ketua, rekomendasi lagu-lagu, dan banyak hal lainnya.
ku kira segala ingatan tentangmu akan sama seperti ingatan-ingatan yang lain; mudah terlupakan. tapi ternyata denganmu berbeda. segala ingatan tentangmu tak mudah dihapus. begitupun dengan harapan-harapan yang pernah kita bahas. tentang jogja yang damai, festival lampion, cream roti, pantai dan banyak hal lainnya.
semalam, aku memimpikanmu. bersama dengan senyum yang teduh serta pelukan yang hangat. aku merindukanmu, sangat. dan didepanmu; ku tumpahkan segala keluh-kesahku. Segala yang berkaitan denganmu selalu terasa nyata dan menyenangkan. sampai disuatu waktu aku dipaksa menerima kenyataan yang ada.
aku lelah, lelah dengan segala hal yang berkaitan denganmu; termasuk diriku sendiri. kau tau kenapa? beberapa orang menertawaiku ketika mereka tau aku masih menunggumu dan sisanya menyebutku bodoh karena aku tak bisa melupakanmu. persetan dengan segala hal itu, menunggumu selalu jadi pekerjaan yang melelahkan sekaligus membuatku tenang.
aku bermimpi, suatu saat nanti; entah kapan waktunya. kau akan sadar, bahwa perempuan ini tidak pernah meninggalkanmu dalam keadaan terpuruk sekalipun. perempuan ini, selalu menunggumu dengan batas waktu yang tak pernah tentu. perempuan ini juga, yang selalu siap dengan segala keluh kesahmu, perempuan yang tak pernah berkata 'tidak' untukmu. perempuan yang selalu mengusahakan yang terbaik untukmu. aku ingin kau mengerti sekaligus sadar. meski nanti, aku sudah tak lagi menunggumu karena suatu hal.
berbagai ingatan tentangmu akan selalu ada, bahkan mungkin ku rawat dengan baik.
tapi untuk rasa yang telah tumbuh untukmu, aku tak berjanji. mungkin sudah ku rawat dengan baik, tapi bukankah berdua lebih menyenangkan? kau tau, perasaan bukan sebuah kaktus yang dipaksa untuk hidup tanpa air.
Komentar
Posting Komentar