JEDA
Denganmu adalah pertaruhan paling besar yang pernah ku lakukan. Pertaruhan paling menyenangkan juga menyakitkan. Aku ingin mengajukan satu pertanyaan untukmu, menurutmu ini sudah tahun ke berapa sejak kita sedekat ini? Satu tahun? Dua tahun? Atau kamu punya jawabannya sendiri? Aku masih seperti ini, sejak kau pergi dengan meninggalkan kata –kata “Maaf, maaf karena aku sudah salah. Kamu harus bahagia, bahagia selalu ya.”. Aku tak pernah melupakannya, jelas, kau tau? hari itu aku dihibur banyak orang karena tiba-tiba menangis waktu jam kerja. Sudah beberapa tahun yang lalu dan hari ini aku masih disini. Aku masih menjadi perempuan keras kepala yang menunggumu kembali. Jika seseorang bertanya, mengapa aku menunggumu selama ini. Entahlah, aku juga tak mampu memberinya penjelasan atau bahkan sebuah jawaban. Entah aku yang terlalu bebal perihal rasa, atau mungkin karena aku memang tak pernah berusaha untuk beranjak pergi darimu. Harus ku akui, bahwa segala hal tentangmu selalu ku rawat denga...