Tentang rasa

 Suatu hari, aku pernah memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini.

“Bagaimana jika waktu itu kita baik-baik saja? Apa yang akan terjadi hari ini?”

“Apa yang saat ini sedang kita perdebatkan? Jarak? Waktu? Atau temu?”

“Bagaimana dengan rasa yang kita miliki? Apa sudah berubah?”

Namun, tak ku lanjutkan karena waktu itu kita memilih berhenti dan menyudahi segalanya. Lalu, apa kamu tau apa yang ku pikirkan selanjutnya?

“Andai waktu itu kamu tidak menghubungiku, apa yang terjadi?”

“Apa kita akan tetap baik-baik saja seperti hari ini?”

“Atau akankah kita menjadi dua orang asing yang saling membelakangi?”

Entahlah, aku tak mengerti kenapa tiba-tiba muncul banyak pertanyaan dalam isi kepalaku. Namun, aku bersyukur karena waktu itu aku membalas pesan singkatmu. Sebab hari ini tak akan pernah terjadi, jika waktu itu aku memilih abai.

Aku pernah menunggu seseorang membalas pesan singkat pada dini hari, padahal sebelumnya jam tidurku selalu teratur. Aku berusaha menjadi pendengar yang baik untukknya, meski sesekali menyesakkan. Aku berusaha menjadi seseorang yang selalu ada untuknya, meski ia tak memiliki banyak waktu untukku. Aku juga pernah menunggu seseorang, namun ternyata ia memiliki rumah sebagai tujuan akhir. Aku senang ia mengingatku sesekali, meski pada hal-hal sepele. Kai, apa kamu tau bahwa aku pernah menghadapi hari-hari buruk karena itu? Sepertinya kau mengerti, karena beberapa kali mengirimiku pesan singkat berisikan permintaan maaf. Waktu itu aku melakukan banyak hal untuk berhenti. Aku mungkin tak bisa sepenuhnya berhenti dan kamu tau apa yang terjadi saat ini. Hari-hari buruk akan selalu berlalu dan aku percaya itu.

Kai, aku mempercayaimu sepenuhnya. Denganmu, ku luaskan begitu banyak sabar. Jika suatu hari nanti, kamu tak sengaja melakukan kesalahan dan aku tetap memaafkanmu. Maka percayalah, hari-hariku dipenuhi dengan begitu ketidaksepahaman antara ego dan hatiku. Jadi, tolong berhati-hatilah. Karena tidak semua kesalahan mendapatkan kesempatan Kai.

Bisa berdiri pada hari ini saja sudah termasuk hal yang besar bagiku. Kau tau, aku tak selalu mengikuti arus, karena sesekali melawan juga diperlukan. Banyak hari-hari menyedihkan yang harus ku lewati. Banyak persimpangan yang harus ku pilih, namun berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan hatiku juga bukan pilihan yang buruk.

Jarak yang terbentang adalah alasan mengapa banyak sekali kata rindu yang selalu ku katakan padamu. Namun, sejujurnya bukan hanya temu yang ku dambakan tapi juga waktu. Tak apa jika kita tak bisa bertemu, tapi bukankah tidak buruk untuk meluangkan waktu dan bertukar cerita lewat pesan singkat? Aku selalu ingin bersamamu, aku ingin selalu ada untukmu, entah ketika kau sedang bahagia atau terluka.

Kai, jika suatu waktu kau tak memiliki tempat untuk mengeluh, maka temui aku. Kau selalu pandai menemukanku kan? Aku ingin melihatmu berproses dengan baik. Mungkin tidak akan mudah, tapi aku tau kamu bisa melewati hal-hal buruk itu. Oh ya, cuaca sedang tak ramah, jadi jaga dirimu baik-baik ya. Aku menunggumu...

Komentar

Sering di baca

Note

Dear Sena #2

HARAP

AKHIR

Untuk Kai